
Tembang sholawat Jawa seperti “He Sedulur Sak Uwise Ono Adzan” dan sholawat klasik “Ya Nabi Salam ‘Alaika” memiliki pesan yang mendalam dan sarat makna religius. Berikut adalah pembahasan singkat tentang kedua tembang tersebut:
Tembang Sholawat Jawa: He Sedulur Sak Uwise Ono Adzan
Lirik Sholawat Puji-pujian He Sedulur Sak Uwise Ono Adzan
ﺍَﻟﻠَّﻬُـﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠﻰَ ﻣُﺤَﻤَّﺪْ ، ﻳَﺎﺭَﺏِّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠِّﻢْ
ﺍَﻟﻠَّﻬُـﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠﻰَ ﻣُﺤَﻤَّﺪْ ، ﻳَﺎﺭَﺏِّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠِّﻢْ
He sedulur sak uwise ono adzan
Aja padha katungkul omong-omongan
Enggal enggal padha wudhu terus dandan
Mlebu mesjid lakonana kesunatan
Reff.
Shalat sunat aja nganti ketinggalan
Nunggu imam sinambi puji-pujian,
Imam teka diqomati terus sembahyang,
Bar sembahyang aja giri bubar durung wiridan.
Artinya: Wahai saudaraku setelah ada adzan Jangan disela dengan perbincangan, Segeralah wudlu lalu berdandan, Masuk masjid sunnah nabi kita lakukan, Shalat sunat jangan sampai ketinggalan,Tunggu imam sambil puji-pujian, Imam datang diiqomati lalu sembahyang, Bakda shalat jangan bubar sebelum wiridan.
Versi 2:
Para sedulur saben sira krungu adzan
Aja nganti ketungkul omong-omongan
Enggal wudhu mlebu masjid shalat sunatan
Nunggu imam sinambi puji-pujian
Reff.
He anak Adam rukun Islam ana lima
Siji syahadat, loro shalat kang sampurna
Telu pasa, papat zakat, lima kaji
Lima iku uga seksi uba janji
Tembang ini memiliki tujuan utama untuk:
-
Mengajak Berdisiplin dalam Ibadah:
- Liriknya menekankan pentingnya menyegerakan wudhu, berdandan (membersihkan diri), dan memasuki masjid setelah adzan berkumandang.
- Memotivasi jamaah untuk menjalankan shalat sunnah sambil menunggu imam.
-
Pengingat untuk Berdzikir:
- Setelah shalat, dianjurkan membaca wirid sebelum meninggalkan masjid, menciptakan suasana yang khusyuk.
-
Nilai Adab dan Rukun Islam:
- Dalam versi lain, terdapat pengingat akan rukun Islam, dimulai dari syahadat hingga haji, yang menanamkan fondasi akidah.
Tenbang atau lagu ini berfungsi sebagai edukasi masyarakat agar memahami pentingnya tata cara dan adab dalam beribadah, sekaligus sebagai bentuk dakwah yang mudah diterima oleh semua kalangan.
Baca Juga : Makna dan filosofi Tembang Mocopat
Sholawat Kuno: Ya Nabi Salam ‘Alaika
Ya Nabi Salam ’Alaika
Ya Rasul Salam ’Alaika
Ya Habib Salam ’Alaika
Sholawatullah ’Alaika
Asyroqol Badru ’Alaina
Fakhtafat Minhul Buduruu
Mitsla Husnik Maa Ro’aina
Khottu Ya Wajha Sururii
Ya Nabi Salam ’Alaika
Ya Rasul Salam ’Alaika
Ya Habib Salam ’Alaika
Sholawatullah ’Alaika
Anta Syamsun Anta Badrun
Anta Nuurun Fauqo Nuuri
Anta Iksiru Wagholi
Anta Misbahus Shuduri
Ya Nabi Salam ’Alaika
Ya Rasul Salam ’Alaika
Ya Habib Salam ’Alaika
Sholawatullah ’Alaika
Ya Habibi Ya Muhammad
Ya ’Arusal Khofiqoini
Ya Muayyad Ya Mumajaad
Ya Imamal Qiblataini
Ya Nabi Salam ’Alaika
Ya Rasul Salam ’Alaika
Ya Habib Salam ’Alaika
Sholawatullah ’Alaika
Tembang Sholawat ini berasal dari tradisi Islam klasik dan kerap dilantunkan di berbagai belahan dunia, termasuk dalam acara maulid Nabi, tahlilan, dan perayaan lainnya. Berikut maknanya:
-
Pujian kepada Nabi Muhammad SAW:
- Menggambarkan keindahan akhlak Nabi yang seperti bulan purnama, yang menerangi dan menjadi panutan umat manusia.
-
Pesan Cinta dan Penghormatan:
- Sholawat ini memperlihatkan kecintaan umat Muslim kepada Nabi Muhammad SAW dengan menyebut beliau sebagai “Imam al-Qiblatain” (pemimpin dua kiblat).
-
Keharmonisan Lirik dan Melodi:
- Syair ini memiliki irama yang indah, menciptakan suasana yang menenangkan dan meningkatkan kecintaan kepada Nabi.
Kedua tembang ini, meski berasal dari latar budaya dan tradisi berbeda, memiliki pesan universal yang sama: menyeru kepada kebaikan, kedisiplinan dalam ibadah, dan cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Tradisi melestarikan tembang ini juga menjadi bentuk penjagaan budaya Islam di Nusantara dan dunia.